8/20/2012 03:26:00 PM
0
Apa sih hukum saling mengucapkan selamat di hari raya? Apakah boleh atau terlarang? Kalau boleh, kenapa? Kalau tidak boleh, kenapa?
Simak jawaban berikut ini:
س: الأخ: ص.م.م. من واشنطن ، يقول في سؤاله: يقول الناس في تهنئة بعضهم البعض يوم العيد ( تقبل الله منا ومنكم الأعمال الصالحة) أليس من الأفضل يا سماحة الوالد أن يدعو الإنسان بتقبل جميع الأعمال ، وهل هناك دعاء مشروع في مثل هذه المناسبة؟
Pertanyaan: Saudara SMM dari Washington bertanya, “Orang-orang saling mengucapkan selamat satu sama lain di hari ‘Ied dengan ucapan:  تقبل الله منا ومنكم الأعمال الصالح(Semoga Allah menerima amalan saleh dari kami dan dari kalian). Bukankah yang lebih utama wahai paduka yang terhormat, hendaknya seseorang berdoa agar diterima seluruh amalannya? Apakah di sana ada doa yang disyariatkan dalam kesempatan seperti ini? “
ج: لا حرج أن يقول المسلم لأخيه في يوم العيد أو غيره تقبل الله منا ومنك أعمالنا الصالحة ، ولا أعلم في هذا شيئا منصوصا ، وإنما يدعو المؤمن لأخيه بالدعوات الطيبة ؛ لأدلة كثيرة وردت في ذلك. والله الموفق .
المصدر: فتاوى ابن باز
Jawaban: tidak mengapa seorang muslim mengucapkan :  تقبل الله منا ومنك أعمالنا الصالحة (Semoga Allah menerima amalan saleh kita dari kami dan dari engkau)pada hari ‘Ied atau selain itu. Saya tidak mengetahui adanya nash dalam hal ini. Hanya saja, seorang mukmin hendaknya mendoakan saudaranya dengan doa yang baik berdasarkan beberapa dalil yang banyak yang menerangkan demikian. Dan hanya Allah lah yang memberi  taufik. “
sumber: http://www.alifta.com/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=65&PageNo=1&BookID=12
وَسُئِلَ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى هَلْ التَّهْنِئَةُ فِي الْعِيدِ وَمَا يَجْرِي عَلَى أَلْسِنَةِ النَّاسِ : ” عِيدُك مُبَارَكٌ ” وَمَا أَشْبَهَهُ هَلْ لَهُ أَصْلٌ فِي الشَّرِيعَةِ ؟ أَمْ لَا ؟ وَإِذَا كَانَ لَهُ أَصْلٌ فِي الشَّرِيعَةِ فَمَا الَّذِي يُقَالُ ؟ أَفْتُونَا مَأْجُورِينَ .
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya: “Apakah mengucapkan selamat di hari ‘Ied dan yang sering keluar dari ucapan orang banyak: عِيدُك مُبَارَكٌ (semoga ‘Ied yang engkau lalui diberkahi) serta ucapan yang semisalnya ada dasarnya dalam syariat atau tidak? Jika itu ada dasarnya dalam syariat lantas apa yang harus diucapkan? Berilah kami fatwa, semoga Anda dibalas dengan kebaikan. ”
الْجَوَابُ
فَأَجَابَ : أَمَّا التَّهْنِئَةُ يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ إذَا لَقِيَهُ بَعْدَ صَلَاةِ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك وَنَحْوُ ذَلِكَ فَهَذَا قَدْ رُوِيَ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْ الصَّحَابَةِ أَنَّهُمْ كَانُوا يَفْعَلُونَهُ وَرَخَّصَ فِيهِ الْأَئِمَّةُ كَأَحْمَدَ وَغَيْرِهِ .
Jawaban beliau:
“ Adapun ucapan selamat di hari ‘Ied yang diucapkan satu sama lain jika bertemu seusai shalat ‘Ied:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ , وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك
(Semoga Allah menerima amalan dari kami dan dari kalian dan semoga Allah selalu menerimanya untukmu), dan yang semisalnya, ini telah diriwayatkan dari sebagian sahabat Nabi bahwa mereka melakukan itu.  Selain itu para imam seperti Imam Ahmad dan yang lainnya juga memberi keringanan terhadap itu.
لَكِنْ قَالَ أَحْمَد : أَنَا لَا أَبْتَدِئُ أَحَدًا فَإِنْ ابْتَدَأَنِي أَحَدٌ أَجَبْته وَذَلِكَ لِأَنَّ جَوَابَ التَّحِيَّةِ وَاجِبٌ وَأَمَّا الِابْتِدَاءُ بِالتَّهْنِئَةِ فَلَيْسَ سُنَّةً مَأْمُورًا بِهَا وَلَا هُوَ أَيْضًا مِمَّا نُهِيَ عَنْهُ فَمَنْ فَعَلَهُ فَلَهُ قُدْوَةٌ وَمَنْ تَرَكَهُ فَلَهُ قُدْوَةٌ . وَاَللَّهُ أَعْلَمُ .
Akan tetapi Imam Ahmad berkata, “Aku tidak akan memulai mengucapkan selamat kepada siapa pun. Tapi jika ada orang yang mengucapkan selamat kepadaku, akan kujawab itu.
Yang demikian itu karena menjawab ucapan selamat adalah wajib. Adapun memulai mengucapkan selamat kepada orang lain, itu bukanlah sunnah yang diperintahkan dan bukan pula sesuatu yang dilarang.
Karena itu, siapa yang melakukannya, maka ia memiliki teladan dalam hal ini. sedangkan yang meninggalkannya, maka ia pun memiliki teladan dalam hal ini. Wallahu a’lam.
(Majmu’ Al Fatawa juz 5 hal. 430 Maktabah Syamilah)
Dalam Shahih Fiqh As-Sunnah disebutkan:
ولا ريب أن هذه الهنئة من مكارم الأخلاق، ومحاسن المظاهر الاجتماعية بين المسلمين، ولها أثر طيب في تقوية الصلات والوشائج، وإشاعة روح المحبة بين المسلمين، فأقل مايقال فيها أن تهنئ من هنأك، وتسكت إن سكت
“Tidak diragukan lagi ucapan selamat di sini termasuk akhlak yang mulia dan fenomena  bermasyarakat yang baik antar muslimin. Dan ucapan selamat di sini juga memberikan pengaruh yang baik untuk menguatkan tali persaudaraan serta menebarkan semangat cinta di antara muslimin. Karena itu, yang bisa dikatakan di sini adalah hendaknya engkau (membalas) mengucapkan selamat kepada orang yang mengucapkan selamat kepadamu dan engkau diam, jika ia diam. ” (Juz 1 hal. 609 terbitan Al-Maktabah At-Taufiqiyyah Mesir)
Wallahul muwaffaiq…

0 comments:

Post a Comment