8/22/2012 04:46:00 PM
0
Tidak berlebihan apabila ketua Dekranas Sleman,Dra. Hj Kustini Sri Purnomo menginginkan Sleman memiliki pasar batik sebab perajin,penggemar,komunitas dan sentra batik berkembang hampir disetiap kecamatan. Dari Seyegan,Mlati,Cangkringan,Pakem,Kalasan dan bahkan batik berkembang dan bangkit pascaerupsi di lereng Merapi. Sudah selayaknya Sleman punya tempat untuk mengenalkan dan memasarkan karya batik.
Menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak RI pada kabinet Indonesia bersatu II Linda amalia Sari agum Gumelar ketika meresmikan kecamatan cangkringan menuju kecamatan layak anak sempat mengagumi karya batik tulis warga korban erupsi merapi. Bahkan tanpa banyak komentar,mantan ketua umum konggres wanita Indonesia (kowani) memborong batik.
Batik memiliki tempat spesial bagi masyarakat dan sangat potensial dikembangkan di Sleman. Dekranas Sleman selalu memfasilitasi perajin memasarkan batik. Karya perajin batik lereng Merapi menjadi daya tarik tersendiri bagi rombongan menteri pada saat batik lereng Merapi dipamerkan di Balai Desa kepuharjo,Kecamatan cangkringan,”ayo silahkan ibu-ibu memborong batik lereng merapi untuk anak-anak dan suami.” ujar Linda agum gumelar.
Para perajin kelihatan sumringah pada saat Linda Amalia Sari memborong batik diikuti staf yang lain. Menurut Laretna T Adhisakti pendamping korban erupsi ternyata berhasil. Melalui usaha rumah tangga seperti kerajinan batik,bordir atau sulaman,dengan memanfaatkan sisa atau serpihan batik telah menembus pasar nasional,bahkan BI telah pesan tas mungil karya korban erupsi.
Untuk pendampingan para perajin batik Desa kepuharjo melibatkan Paguyuban batik Indonesia Sekar jagad,bahkan ketua paguyuban Ny larasati Suliantoro turun langsung ikut nyerat disamping mengerahkan instrusktur lain dan mahasiswa Institut Pertanian (Intan) Yogyakarta.
Selain menjadi perajin beberapa warga juga menekuni bordir dan sulaman khusus memanfaatkan limbah batik dengan dikombinasikan kain jeans,sehingga menjadi kerajinan batik khas lereng Merapi.
Serpihan batik limbah dari penjahit ini dibentuk yang mengekspresikan saat-saat terjadi erupsi,diantaranya Gunung Merapi yang sedang aktif atau lingkungan kegiatan selter.
karya batik kombinasi bordir ini menurut perajin dari selter Kuwang,Ny Purwaningsih sudah dipasarkan di Jakarta oleh Bu laretna atau akrab dipanggil bu Sita. Untuk tas mungil ini harganya Rp 25 ribu.prosesnya cukup lama karena dikerjakan dengan tangan. Lumayan buat tambahan penghasilan

0 comments:

Post a Comment