Tari Pendet
Tari ini merupakan tarian
putri kelompok yang dibawakan oleh sekelompok remaja putri,
masing-masing membawa sebuah mangkuk perak (bokor ) yang penuh berisi
bunga. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga kearah penonton
sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini biasanya dipakai untuk
menyambut tamu-tamu atau memulai suatu pertunjukan. (Wayan Dibia 1999 :
47)
Tari Legong Keraton
Legong Keraton adalah
sebuah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat
komplek dan diikat oleh struktur tabuh pengiring yang konon mendapat
pengaruh dari Tari Gambuh. Kata Legong Keraton terdiri dari dua kata
yaitu legong dan kraton. Kata legong diduga berasal dari kata “leg” yang
berarti gerak tari yang luwes. Lemah gemulai. Sementara “gong” berarti
gambelan. “leg” dan “gong” digabung menjadi legong yang mengandung arti
gerakan yang diikat, terutama aksentuasinya oleh gambelan yang
mengiringinya. (Wayan Dibia 1999 : 36).
|
Tari Belibis
Tari kreasi baru ini
menggambarkan kehidupan sekelompok burung belibis yang dengan riangnya
menikmati keindahan alam. Mereka tiba-tiba dikejutkan oleh munculnya
seekor burung belibis jadi-jadian yang merupakan penjelmaan dari Prabu
Angling Dharma setelah terkena kutukan dari istrinya yang sakti (dalam
cerita Tantri). Dibawakan oleh 7 orang penari wanita, tari belibis
diciptakan pada tahun 1984 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem
(koreografer) dan I Nyoman Windha (komposer).. (Wayan Dibia 1999 :63)
|
Tari Cendrawasih
Kisah yang digambarkan di
dalam tarian adalah kehidupan burung Cendrawasih di pegunungan Irian
Jaya pada masa birahi.Tari duet yang ditarikan oleh penari putri,
kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa
pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan sesuai dengan
interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan
tema tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan
memperjelas desain gerak yang diciptakan. Tarian ini di ciptakan oleh
N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada
tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata
tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun
1988. (Wayan Dibia 1999 : 61)
|
Tari Manuk Rawa
Tarian yang dibawakan oleh
sekelompok (antara 5 sampai 7 orang ) penari wanita ini merupakan
tarian kreasi baru yang menggambarkan perilaku sekelompok burung (manuk)
air (rawa) sebagaimana yang dikisahkan didalam cerita Wana Parwa dari
Epos Mahabharata. Gerakan tarinya diambil dari tari klasik Bali yang
dipadukan dengan gerakan tari dari Jawa dan Sunda, yang telah
dimodifikasikan sesuai dengan tuntutan keindahan. Tarian ini diciptakan
pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha
(komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan
bagian dari sendratari Mahabharata "Bale Gala-Gala" karya tim sendratari
Ramayana/ Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta
Kesenian Bali tahun 1980.. (Wayan Dibia 1999 : 62)
|
Tari Oleg Tambulilingan
Oleg dapat berarti gerakan
yang lemah gemulai, sedangkan tambulilingan berarti kumbang pengisap
madu bunga. Tari Oleg Tambulilingan melukiskan gerak-gerik seekor
kumbang, yang sedang bermain-main dan bermesra-mesraan dengan sekuntum
bunga di sebuah taman. Tarian ini sangat indah. Tari Oleg Tambulilingan,
yang semula dinamakan Tambulilingan Mangisep Sari, merupakan ciptaan
Ketut Mario dari Tabanan pada tahun 1952 atas permintaan John Coast
(dari Amerika). (Wayan Dibia 1999 : 50)
|
Tari Sekar Jagat
Tarian ini merupakan
garapan kelompok yang ditarikan sejumlah penari putri (biasanya antara 5
sampai 7 orang) yang masing-masing membawa sebuah canangsari. Tarian
penyambutan ini menggambarkan kegembiraan para penari dalam menyambut
para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui keindahan
gerak. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang
juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan
Pameran Wastra Bali di Jakarta. Penata iringannya adalah I Nyoman
Windha. Tarian ini diilhami oleh tarian upacara, Rejang dan Pendet dari
daerah Asak (Karangasem). (Wayan Dibia 1999 : 49)
0 comments:
Post a Comment