8/24/2012 02:25:00 PM
0


Semua jenis hewan memperoleh panas dari lingkungan dan melepaskannya kembali ke lingkungan, disamping mereka sendiri dapat menghasilkan panas sendiri dari dalam tubuhnya sebagai akibat dari aktifitas metabolism tubuh. Panas dari kedua asal atau peristiwa ini (dari dalam dan dari luar tubuh hewan tersebut) pada dasarnya merupakan sumber bagi kemampuan untuk mengatur suhu tubuhnya, yang selanjutnya akan berakibat pada perilaku metabolism, perilaku gerak dan kelangsungan hewan tersebut.

Berdasarkan karakterisitk temperature suhu tubuh yang dihasilkan hewan dan dipengaruhi tidaknya suhu tubuh oleh lingkungan, dikenal sebagai empat istilah sebagai berikut:
1.    Echtotermic; hewan-hewan yang menyerdiakan suhu tubuhnya dari luar.
2.    Endotermic; Hewan-hewan yang menyediakan panad tubuh dari dalam tubuhnya sendiri.
3.    Homeotermic; Hewan-hewan yang suhu tubuhnya constant.
4.    Poikilotermic; Hewan-hewan yang suhu tubuhnya fluktuatif mengikuti suhu lingkungan.
Semua bangsa reptile termasuk kedalam kelompok ectothermic, sedangkan ikan di laut dlam termasuk kedalam hewan yang ectothermic-homoithermic yang berarti bahwa panas tubuhnya berasal dari luar tubuhnya (dari lingkungannya) akan tetapi suhu tubuh constant.


Reptil merupakan hewan yang echothermic –poikiloterms karena tubuh mereka sangat dipengaruhi oleh temperature lingkungan, akan tetapi suhu tubuh reptile juga dipengaruhi oleh tingkah lakunya. Mereka akan berjemur di bawah matahari untuk menghangatkan tubuhnya, atau mencari tempat yang teduh untuk menghindari Overheating (Panas yang berlebihan)

Decodon (nenek moyang kadal) adalah ecotermic, sebagai kadal, mereka termasuk hewan ecothermic. Buaya dan burung berbeda responnya dalam hal suhu tubuh, termasuk echotermic karena termasuk reptile.

Hewan echoterms mengandalkan sebagaian besar panas dari sumber eksternal, mengadopsi strategi yang jauh berbeda pada saat dingin. Hewan Ecothermic hanya mempunyai sedikit atau tidak memiliki isolator/penyekat badan yang berfungsi untuk menjaga kehilangan panas. Hal ini sangat menolong untuk memperkuat masukan panas dari lingkungan, akan tetapi karena keadaan seperti ini, hewan ecotherms mempunyai kesulitan dalam mengatasi suhu dingin. Tanpa kemampuan untuk mencegah panas yang keluar karena udara dingin, hewan ecothermic harus mampu mentoleransi pembekuan atau untuk bisa tinggal di dalam lingkungan yang tidak membekukan badan mereka.


Binatang yang toleran seperti pembekuan seperti kodok kayu, bisa mempertahankan pembekuan (Kristalisasi) sampai dengan 65 persen dari cairan tubuh mereka. Binatang yang toleran pembekuan mencakup banyak iakn kutub, menghindari pembekuan dengan berbekal campuran bahan anti beku didalam cairan plasma mereka untuk mengurangi pembekuan terjadi terhadap jaringan tubuh mereka.

Endoterms memelihara temperature internal tetap tinggi melalui pembentukan metabolism panas. Di dalam udara dingin, aktifitas otot ditingkatkan melalui menggigil atau dengan bergerak untuk meningkatkan produksi panas tubuh.

Beberapa hewan endotermis, seperti rubah kutub adalah jenis hewan spesialis udara dingin. Strategi mereka yang paling jelas nyata adalah melawan dingin dengan menggunakan isolasi/penyekatan yang disediakan oleh satu lapisan bulu tebal. Ikan hiu adalah binatang air yang mengandalakan sebagian besar lemak untuk mengisolasi/menyekat tubuhnya dari pengaruh suhu tubuh dari pengaruh suhu luar ketika berada dalam air.

Strategi untuk mengurangi laju metabolism dan temperature badan akibat udara dingin harus dilakukan hewan untuk megatur pengurangan temperature badan karena perbedaan temperature antara hewan dengan udara sehingga mengurangi kerugian akibat kekurangan panas. Banyak hewan mempertahankan dingin dan sangat dingin di malam hari melalui gerakan yang lambat. Binatang yang lain seperti marmot justru mengambil strategi yang jauh lebih drastic. Mereka tertidur saat musim dingin selama bulan dingin membiarkan temperature badan mereka turun beberapa derajat. Ada anggapan popular yang keliru bahwa beruang tidak tidur sebagai hibernator aktifitas ini hanya mungkin terjadi pada saat tidur.

Manusia bersama-sama dengan mamalia lain dan burung, termasuk kedalam kelompok endotermic. Kelompok ini dapat memelihara suhu tubuh secara relative constant (tetap) terbebas dari suhu temperature lingkungan.


Sumber : Sukarsono. 2009. Ekologi Hewan. Umm Press.

0 comments:

Post a Comment