Komunitas Indonesia Dragonfly Society (IDS) memenangkan kompetisi
foto dalam Kongres capung sedunia (International Congres of Odontology)
di Jepang awal Agustus lalu. Capung putih yang dinilai unik dan langka
memenangkan Indonesia dalam kompetisi foto tersebut.
“Juri menilai capung putih ini sulit didapat karena langka dan unik.
Kalau terbang sangat cepat. Sulit mendapatkan foto capung putih,” kata
delegasi Indonesia, Tabitha Makitan kepada Tempo, Rabu, 15 Agustus 2012.
Indonesia menyisihkan Venezuela dan Taiwan yang mengirimkan puluhan
karya foto capung di negara mereka. Adapun peserta kongres dari 15
negara antara lain Inggris, Jerman, Taiwan, Spanyol, Cina, Amerika, dan
Prancis.
Tabitha mengaku mendapatkan capung putih di wilayah Getas, Sleman,
Yogyakarta. Bersama komunitas capung dari Malang, pusat IDS berdiri,
mereka berburu capung. Capung putih itu mereka peroleh melalui
pengamatan yang lama. Menggunakan kamera D-90, capung putih berhasil
mereka jepret dengan perjuangan keras.
Bernadeta Putri, anggota IDS yang juga mahasiswi Fakultas MIPA
jurusan Biologi, mengatakan capung putih hanya muncul dua jam saja,
ketika hari menjelang gelap. “Munculnya hanya pukul 16.00 sampai jam
setengah enam sore,” ujarnya.
Capung putih ini unik lantaran terbang sangat cepat dan mondar
mandir, berbeda dengan capung kebanyakan. Bernadeta menduga capung itu
hanya tebang menjelang malam karena kemampuan matanya tak mampu melihat
waktu siang.
Referensi mengenai capung putih itu sendiri sulit mereka peroleh.
Kalaupun ada satu jurnal yang memuat capung putih, informasinya sangat
minim. Karena kemenangan inilah, dia bersama komunitas capung Indonesia
berinisiatif melakukan penelitian capung putih. Hasil penelitian capung
putih akan dibawa ke kongres capung sedunia pada Juni 2013 di Jerman.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment