12/05/2012 09:22:00 PM
0
Harga bahan bakar minyak bumi baru saja naik. Seiring dengan itu macam-macam tarifpun ikut naik. Ada yang menunggu pengumuman pemerintah, ada yang diam-diam menaikkan harga. Tidak ketinggalan harga mobil. Kalau semua naik kanton cepat kosong dengan sendiri­nya berbagai tindakan diupaya untuk menekan pemborosan. Termasuk karburator pada mobil di "cekek" begitulah istilah montir.
Penulis masih ingat sekitar tahun delapan puluhan, dimana harga bensin mengalami kenaikan, sedangkan solar masih tetap dianggap lebih murah. Banyak pemilik mobil Toyota Hard Top, Jeep dan lain-lain mobil peminum bensin di farmak. Mobil yang semula dengan mesin bensin diganti dengan mesin diesel. Ada pula mengu­bah komponen karburator dengan mengecilkan suplay bensin. Jet (spuyer) diganti dengan yang lebih kecil atau ada pula yang mencoba nenggunakan minyak tanah (minyak bakar).
Yang menggunakan minyak tanah, melewatkan minyak tanah dalam lilitan pipa tembaga yang dililitkan pada pipa gas pembuangan. Maksudnya, minyak tanah yang dipanaskan bisa mengabut. Kenyataan­nya hasilnya tidak memuaskan. Mesin sukar dihidupkan dan mesin tidak bertenaga serta ngiklik. Untuk mengatasi kesulitan itu mereka menggunakan dua kran. Satu kran bensin satu kran minyak tanah. Untuk menghidupkan dan memanaskan mesin menggunakan bensin tetapi kalau mobil sudah berjalan pindah menggunakan minyak tanah. Pemilik mobil lain memasukan pipa bensin ke dalam radia­tor yang suhunya panas dengan harapan bisa menghemat bensin.
Dari sekian banyak upaya, lumayan berhasil ialah bagi yang yang mengganti dengan mesin disel, karena harga solar jauh lebih murah. Namun keadan ini hanya bertahan beberapa saat. Setelah ada penyesuaian dengan harga, pemilik mulai bosan dengan mesin disel "bandrekan". Yang dikeluhkan ialah kurang nikmat mengemudi­kan mobil disel bandrekan, bunyi mesin yang kasar sekasar mesin
truk, bau solar yang masuk ke ruang penumpang dan asap yang tidak sedap. Beberapa dari antaranya bahkan kembali ke mesin bensin.
Upaya lain adalah mengganti karburator. Karburator Kijang, Holden atau Colt T 120 dipasangkan pada mobil-mobil peminum bensin itu. Biasanya karena kapasitas karburatornya tidak sesuai maka mesin menjadi kurang bertenaga, teristimewa kalau mau menda­hului mobil lain. Upaya ini lumayan juga, bisa menghemat sampai 20 %.
Cara lain khususnya pada karburator mobil yang daya mesinnya besar, biasanya di dalam karburator ada 2 jet. Dengan mengganti jet yang lebih kecil lubangnya bisa menghemat bensin juga. Namun seperti yang dijelaskan, perubahan ini membuat mesin kurang bertenaga.
Berikut ini ada beberapa cara untuk menghemat bensin.
1. Perawatan berkala setiap 5000 km di bengkel dealer. Tindakan ini sangat penting. Bagian-bagian seperti filter udara, bensin akan dibersihkan disamping menyetel ulang pengapian dari mesin. Supaya bisa hemat maka penyetelan campuran udara dan bensin yang homogen sangat penting. Gas buang lewat knalpot bisa menunjukan kondisi mesin. Abu-abu itu pertanda mesin kondisinya prima. Mesin yang mengeluarkan asap tebal juga menggambarkan kondisi mesin yang boros bensin. Perlu segera dibawa ke bengkel.

2.
Perhatikan gerak bebas dari kopling. Kopling yang "nyetut" tidak meneruskan putaran mesin dengan baik. Coba mesin dihidupkan kemudian masukan transmisi ke gigi satu. Injaklah pedal kopling sampai rapat kemudian lepaskan. Perhatikan sampai jarak berapa dari lantai mobil mulai bergerak. Yang baik, sekitar 50 % dari jarak yang ada.
3.
Apakah rem mobil macet? Mobil yang diberhentikan pada jalan yang agak miring, setelah direm kemudian pedal rem dilepas mobil harus bisa meluncur. Kalau setelah lepas pedal rem, transmisi netral, mobil tidak mau bergerak, itu pertanda rem macet, segera periksa system pengereman.
4.
Periksa tekanan angin ban. Tekanan angin ban yang kurang mengakibatkan mobil tidak meluncur dengan ringan. Perhatikan petunjuk tekanan angin ban yang menyertai mobil anda. Gunakan jenis ban yang benar. Tidak menggunakan ban sedan pada minibus, karena tekanan angin yang diminta minibus tidak terpenuhi pada ban sedan. Pada sedan tekanan ban depan 28 psi dan belakang 32. Minibus depan 28 dan belakang minimum 50 - 60 psi. Keadaan teka­nan ban seperti ini bisa menghemat bensin.
5.
Pengemudi punya andil besar, mau hemat atau boros bensin. Cara mengemudi yang benar bisa menghemat sampai 15 %. Injaklah pedal gas dengan cara halus, tidak "kaget-kaget". Pada mesin yang menggunakan RPM meter, usahakan RPM tidak melewat 50%. Kalau tanda merah pada RPM 6000, usahakan dalam perjalanan hanya menggunakan RPM 3000. Atau pertahankan kecepatan mobil lebih sering pada 80 km/jam. Pada kecepatan diatas 80 km/jam, pindahkan ke gigi over drive bagi mobil yang dilengkapi dengan transmisi over drive ( gigi 5).
6.
Pendingin ruangan bisa memboroskan bensin sampai 15 %. Maka hidupkan AC pada saat yang dibutuhkan saja. Atau menambah sebuah exaus fen dibagian belakang mobil, sehingga sirkulasi udara lancar dan jadilah udara dalam mobil tetap segar.
Tambahan Maret 2008: Sering kali kita menumpang sebuah mobil hanya berdua bahkan hanya sendirian menyetir. Padahal ruangan yang didinginkan sebesar untuk mobil berpenumpang 8 orang. Jelas ini akan memakan energi lebih besar. Bisa diakalin dengan cara menempatkan balon besar, atau ada pembatar ruangan, sehingga kompresor hanya bekerja untuk mendinginkan ruangan yang lebih kecil saja..
Ketika terjadi krisis harga minyak melangit pada akhir tahun delapan puluhan, kita disajikan mobil irit bahan bakar seperti Corolla SE dan Honda Civic. Sekarang harga minyak menginjak US$ 105 perbarel, sudah ada kabar Toyota dan GM membuat mobil yang ultra irit. Di mana depan, hanya mobil irit BBM, mobil Hibrida seperti Prius saja yang akan laku keras.
Sekarang menggunakan bensin diesel tidak semurah pada tahun 1980 puluhan. Maka membandrek mobil bensin menjadi diesel tidak ekonomis lagi. Selain getarannya juga lebih keras.
Pemerintah sekarang banyak memasang lampu pengatur lalu lintas yang ada petunjuk waktu. Bisa juga menghemat dengan cara mematikan mesin ketika berada di persimpangannya jalan.]

0 comments:

Post a Comment