9/25/2012 02:37:00 PM
0
Sebelumnya kita telah membahas tentang upacara adat masyarakat Gorontalo yang masih dipertahankan sampai sekarang. Saat ini kita akan melanjutkan bahasan kita tentang suku Gorontalo.

Rumah adat suku Gorontalo

Suku Gorontalo juga memiliki rumah adat sendiri, sama seperti suku lainnya yang ada di Indonesia. Rumah adat ini dinamakan Dulohupa dan Bandayo Poboide. Rumah adat Dulohupa banyak terdapat di Kecamatan Kota Selatan di Kota Gorontalo. Rumah adat ini pada umumnya digunakan sebagai tempat untuk melakukan musyawarah para kerabat kerajaan di masa lalu. Rumah Dulohupa ini berbentuk panggung dengan atap yang merupakan ciri khas rumah di Gorontalo. Sebagain besar rumah Dulohupa ini terbuat dari papan. Sedangkan untuk rumah adat Bandayo Paboide hanya tinggal satu buah saja dan berada tepat di depan kantor Bupati Gorontalo.

Bahasa daerah suku Gorontalo

Suku Gorontalo juga memiliki bahasa daerah yang menjadi ciri khasnya sendiri, sama seperti suku-suku yang lain. Bahasa daerah ini memiliki banyak ragam bahasa yang menjadi kekayaan budaya masyarakat dalam berbahasa di Gorontalo. Bahasa daerah yang digunakan masyarakat Gorontalo adalah bahasa Atinggola, Suwawa dan Gorontalo. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak muda-mudi yang merantau keluar daerah dan penggunaan bahasa daerah sudah tercampur dengan bahasa Indonesia hingga sangat sulit menemukan bahasa daerah yang masih murni dan asli digunakan oleh orang suku Gorontalo.

Perkembangan kebudayaan suku Gorontalo pada era modern

Pada zaman dewasa ini, tidak dapat dipungkiri ada banyak hal yang dapat mempengaruhi perkembangan suatu masyarakat dan kebudayaan mereka. Masuknya berbagai macam kebudayaan seperti lagu dan film asing menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat. Hal ini dapat membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan budaya masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat Gorontalo pada khususnya. Hal ini terlihat dari perubahan pada pola berpakaian di daerah Gorontalo, cara berbahasa dan bahkan adat istiadat dan gaya hidup secara luas.
Ironisnya, warisan yang luhur mengenai adat dan istiadat yang seharusnya diwariskan secara turun temurun dan mulai hilang secara perlahan. Umumnya, generasi muda saat ini menganggap bahwa budaya lama tradisi nenek moyang itu kuno dan ketinggalan jaman. Wawasan generasi muda yang terbuka terhadap masyarakat dunia modern yang berkiblat ke barat adalah salah satu alasan lunturnya kebudayaan leluhur yang sebenarnya. Padahal budaya leluhur itu harus dilestarikan supaya tidak hilang oleh kemajuan jaman.
Suku Gorontalo dewasa ini sudah mengalami pembauran dengan masyarakat dari daerah lain. Sudah terjadi pernikahan campuran antar suku sehingga terjadi percampuran kebudayaan yang membuat masyarakat melupakan tradisi leluhur yang seharusnya tetap dijaga dan dilestarikan. Hal ini membuat tradisi khas suku Gorontalo perlahan mulai hilang dan digantikan dengan kebudayaan yang lebih modern dan bergaya kebaratan atau luar negeri seperti Korea dan Jepang

0 comments:

Post a Comment