Sebelumnya kita telah membahas tentang upacara adat masyarakat Gorontalo yang masih dipertahankan sampai sekarang. Saat ini kita akan melanjutkan bahasan kita tentang suku Gorontalo.
Rumah adat suku Gorontalo
Suku
Gorontalo juga memiliki rumah adat sendiri, sama seperti suku lainnya
yang ada di Indonesia. Rumah adat ini dinamakan Dulohupa dan Bandayo
Poboide. Rumah adat Dulohupa banyak terdapat di Kecamatan Kota Selatan
di Kota Gorontalo. Rumah adat ini pada umumnya digunakan sebagai tempat
untuk melakukan musyawarah para kerabat kerajaan di masa lalu. Rumah
Dulohupa ini berbentuk panggung dengan atap yang merupakan ciri khas
rumah di Gorontalo. Sebagain besar rumah Dulohupa ini terbuat dari
papan. Sedangkan untuk rumah adat Bandayo Paboide hanya tinggal satu
buah saja dan berada tepat di depan kantor Bupati Gorontalo.
Bahasa daerah suku Gorontalo
Suku
Gorontalo juga memiliki bahasa daerah yang menjadi ciri khasnya
sendiri, sama seperti suku-suku yang lain. Bahasa daerah ini memiliki
banyak ragam bahasa yang menjadi kekayaan budaya masyarakat dalam
berbahasa di Gorontalo. Bahasa daerah yang digunakan masyarakat
Gorontalo adalah bahasa Atinggola, Suwawa dan Gorontalo. Seiring dengan
perkembangan zaman, banyak muda-mudi yang merantau keluar daerah dan
penggunaan bahasa daerah sudah tercampur dengan bahasa Indonesia hingga
sangat sulit menemukan bahasa daerah yang masih murni dan asli digunakan
oleh orang suku Gorontalo.
Perkembangan kebudayaan suku Gorontalo pada era modern
Pada
zaman dewasa ini, tidak dapat dipungkiri ada banyak hal yang dapat
mempengaruhi perkembangan suatu masyarakat dan kebudayaan mereka.
Masuknya berbagai macam kebudayaan seperti lagu dan film asing menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat. Hal ini dapat membawa
dampak yang cukup besar bagi perkembangan budaya masyarakat Indonesia
secara umum dan masyarakat Gorontalo pada khususnya. Hal ini terlihat
dari perubahan pada pola berpakaian di daerah Gorontalo, cara berbahasa
dan bahkan adat istiadat dan gaya hidup secara luas.
Ironisnya,
warisan yang luhur mengenai adat dan istiadat yang seharusnya
diwariskan secara turun temurun dan mulai hilang secara perlahan.
Umumnya, generasi muda saat ini menganggap bahwa budaya lama tradisi
nenek moyang itu kuno dan ketinggalan jaman. Wawasan generasi muda yang
terbuka terhadap masyarakat dunia modern yang berkiblat ke barat adalah
salah satu alasan lunturnya kebudayaan leluhur yang sebenarnya. Padahal
budaya leluhur itu harus dilestarikan supaya tidak hilang oleh kemajuan
jaman.
Suku Gorontalo dewasa ini
sudah mengalami pembauran dengan masyarakat dari daerah lain. Sudah
terjadi pernikahan campuran antar suku sehingga terjadi percampuran
kebudayaan yang membuat masyarakat melupakan tradisi leluhur yang
seharusnya tetap dijaga dan dilestarikan. Hal ini membuat tradisi khas
suku Gorontalo perlahan mulai hilang dan digantikan dengan kebudayaan
yang lebih modern dan bergaya kebaratan atau luar negeri seperti Korea
dan Jepang
0 comments:
Post a Comment