9/12/2012 07:30:00 AM
0

Periplaneta americana (Sumber: www.dirtdoctor.com)
Kecoa mungkin menjadi salah satu serangga yang paling banyak berhubungan dengan manusia. Anda tentunya amat sering bertemu dengan binatang ini di rumah bukan? Hati-hati lho, jika kecoa suka keluyuran di dalam rumah, karena itu pertanda bahwa rumah Anda kotor. Oya? Ya, kecoa adalah serangga perombak bahan organik, dan amat menyukai bahan-bahan yang berbau tajam (mungkin juga busuk atau sedang mengalami proses pembusukan).
Ciri kecoa amat khas: bertubuh pipih, kepala “nyungsep” di bawah pronotumnya yang melebar, berwarna coklat, antenanya panjang, dan kakinya ditumbuhi duri-duri. Pernah dihinggapi kecoa? Bagaimana rasanya? Dijamin, Anda pasti bergidik….jijik sekaligus geli.
Jumlah spesies kecoa cukup beragam: hingga kini tercatat lebih dari 4.500 spesies kecoa telah diidentifikasi. Kecoa yang digolongkan ke dalam ordo Blattaria ini dapat dibagi menjadi lima famili, yaitu Cryptocercidae, Blattidae, Blatellidae, Blaberidae, dan Polyphagidae.
Kecoa adalah serangga yang bermetamorfosis secara sederhana, yaitu akan melewati tahap hidup telur, nimfa (kecoa muda yang mirip dengan induknya, kecuali sayapnya belum berkembang), kemudian menjadi kecoa dewasa. Kecoa betina membawa sekumpulan telur di dalam sebuah kantung telur (ootheca) yang digendongnya di ujung abdomennya. Kemampuan reproduksi kecoa cukup tinggi. Spesies Periplaneta americana misalnya, sanggup bertelur sebanyak kurang lebih 700 butir per tahun.
Seperti lazimnya organisme pemakan bahan organik, kecoa membutuhkan organisme simbion berupa bakteroid yang hidup nyaman di mycetocytes di dalam jaringan lemak tubuh, dan mereka terikat saling menguntungkan (simbiosis mutualistik). Bakteroid ini memperoleh perlindungan di dalam tubuh kecoa, sedangkan bakteroid menyediakan vitamin yang dibutuhkan oleh kecoa. Contoh endosimbion kecoa adalah Blattabacterium yang menghuni Badan Lemak kecoa genusCryptocercus.
Bagi manusia, kecoa adalah serangga yang berbahaya. Beberapa spesies kecoa diketahui menularkan penyakit pada manusia. Misalnya, kecoa Jerman (Blatella germanica) dan kecoa Asia (B. asahinai) dapat menularkan patogen Toxoplasma gondiiyang dapat menular melalui hewan ternak/ peliharaan. Di samping itu, kecoa juga membawa Salmonella dan E.coli yang menjadi pencemar makanan yang menyebabkan keracunan makanan dan diare.
Pengendalian kecoa gampang-gampang susah, karena beberapa penelitian telah menunjukkan gejala perkembangan resistensi pada beberapa spesies setelah disemprot dengan pestisida. Artinya, kemampuan adaptasinya terhadap tekanan lingkungan cukup baik. Salah satu strategi termudah adalah menjaga lingkungan rumah tetap bersih dan juga kering, karena kelembaban udara juga menjadi pemikat kecoa untuk singgah. Daun salam, potongan jeruk lemon atau mentimun, dan lumatan bawang putih diketahui mampu mengusir kecoa. Silakan dicoba, meskipun…..berhasil atau tidak, silakan ditanggung sendiri yah…..
Tetapi, bagaimanapun juga, beberapa spesies kecoa mempunyai beberapa fungsi yang secara ekologis menguntungkan. P. americana adalah perombak bahan organik. Kita bisa membayangkan jika kotoran manusia, sisa-sisa nasi dan sayur, kayu-kayu busuk, dan semacamnya tidak segera dihancurkan, lantas apakah bumi kita sanggup menampun “sampah” yang sedemikian banyak itu? Nah, sekarang, kita melihat mereka dari sisi mana?
Regard,
Nugroho Susetya Putra
(Tulisan ini adalah ringkasan dari artikel yang terbit di Majalah SERANGGA volume 1 nomor 1 Tahun 1, November 2010)

0 comments:

Post a Comment