Setelah enam tahun meneliti, Dr. Ir. M.
Hafnan Meng akhirnya menemukan sebuah racikan zat aditif yang bisa
mencampurkan solar dengan air. Fomula ini dia namakan solar hijau karena diklaim lebih ramah lingkungan dan bisa menghemat penggunaan solar.
Hafnan menyatakan bahwa apa yang dia
lakukan dengan mencampurkan solar dengan air secara prinsip
sesungguhnya sudah dilakukan di luar negeri sejak 1980-an, terutama di
negara Eropa dan Amerika. Di Eropa bahan bakar ini dikenal dengan nama water blend diesel fuel .
Jadi, apa yang membedakan temuan Hafnan dengan water blend diesel fuel ? Menurut Hafnan, WBDF (water blend diesel fuel) adalah campuran solar dengan air berbentuk milky (seperti
cairan susu). Sedangkan formula miliknya, setelah dicampur solar, air
akan menyatu ketika ditambahkan dengan zat aditif tertentu. Formula dari
zat aditif tersebut adalah temuan dari penelitiannya selama ini.
Ketika dalam presentasinya di kantor
Ditjen Minyak Gas dan Bumi (Migas) Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Hafnan memperlihatkan cara pembuatan bahan bakar ini.
Pertama, dia mengambil air di dalam tabung, lalu dicampurkan ke dalam
tabung yang sudah berisi dengan solar. Dengan sebuah alat, campuran air
solar tersebut diaduk, kemudian ditambahkan zat aditif. Tak lama
berselang, setelah alat pengaduk dihentikan, warna campuran cairan
tersebut sama seperti warna solar semula. Menurut Hafnan, campuran
cairan tersebut stabil karena di dalam laboratoriumnya ada contoh
campuran sama seperti yang dipraktekkannya masih tetap menyatu dari
tahun 2003 sampai sekarang.
Keunggulan lain dari formula ini adalah
jika digunakan sebagai bahan bakar, bisa menurunkan emisi hingga 40%.
Jika di Eropa, bisa menunkan emisi 20%. Karena mampu menurunkan emisi
lebih banyak, formula campuran solar dan air dianggap sebagai bahan
bakar ramah lingkungan. Oleh sebab itu, formula ini diberi nama solar hijau oleh Dr. Ir. M. Hafnan Meng.
Hafnan juga menyakatan, bahwa solar hijau sudah
dites di Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi (LMBSP)
Departemen Teknik Mesin ITB pada 12-14 Juli 2005 dan 1-4 Agustus 2005.
Hasil tes di ITB menunjukkan bahwa pada pembakaran dengan solar hijau ,
terjadi penurunan emisi gas buang NOx maksimal 42%; CO maksimal 22,6%;
dan opasitas maksimal 3,2%. Selain itu, penggunaan solar hijau dapat
menghemat bahan bakar maksimal 12% pada beban mesin tinggi (80%).
Disebutkan pula, bahwa pemakaian solar
hijau tidak mengganggu kinerja mesin maupun merusak mesin. Hafnan juga
menjelaskan komposisi bahan bakar tersebut, yaitu solar 75%, zat aditif
15%, dan air 10%. “Zat aditifnya dari crude oil dan bahan – bahan kimia”, ungkap Hafnan.
0 comments:
Post a Comment