Ular Sanca Hijau Papua (sanca terkecil di dunia)
"... Ular Sanca Hijau yang kami temui dan berhasil di selamatkan dari perdagangan hewan di Papua Barat..."
Panjang dewasa: 120-200 cm
Ular ini tinggal sepenuhnya di pepohonan, dan berwarna hijau saat dewasa. Kadang ada strip kuning tergantung dari penyesuaian dengan kondisi habitatnya.
Klasifikasi Ilmiahnya:
Ancaman utama bagi spesies ini adalah, penebangan hutan secara membabi-buta, dan perdagangan hewan serta konsumsi berlebihan.Makanan ular ini antara lain mamalia kecil , seperti hewan-hewan dalam ordo rodentia, burung-burung kecil dan kadang reptil-reptil kecil.
Ular ini bertelur dengan jumlah telur 1-25 buah per sarang. Dan induknya selalu menjaga sampai menetas.
Karena populasinya menurun terus-menerus setiap tahun dan terancam punah, maka kita sebaiknya melindungi dan menjaga agar spesies ini bisa tetap ada, agar bisa di lihat oleh anak-cucu kita di kemudian hari...
Panjang dewasa: 120-200 cm
Ular ini tinggal sepenuhnya di pepohonan, dan berwarna hijau saat dewasa. Kadang ada strip kuning tergantung dari penyesuaian dengan kondisi habitatnya.
Klasifikasi Ilmiahnya:
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Chordata
- Subphylum : Vertebrata
- Class : Reptilia
- Order : Squamata
- Suborder : Serpentes
- Family : Pythonidae
- Genus : Morelia
- Species : M. viridis
Dapat ditemukan di Indonesia (Misool, Salawati, Aru Islands, Schouten Islands, most of Western New Guinea)
Papua New Guinea (including nearby islands from sea level to 1,800 m elevation, Normanby Island and the d'Entrecasteaux Islands) and Australia (Queensland along the east coast of the Cape York Peninsula). The type locality given is "Aroe-eilanden" (Aru Islands, Indonesia).
Papua New Guinea (including nearby islands from sea level to 1,800 m elevation, Normanby Island and the d'Entrecasteaux Islands) and Australia (Queensland along the east coast of the Cape York Peninsula). The type locality given is "Aroe-eilanden" (Aru Islands, Indonesia).
Ular ini bertelur dengan jumlah telur 1-25 buah per sarang. Dan induknya selalu menjaga sampai menetas.
Karena populasinya menurun terus-menerus setiap tahun dan terancam punah, maka kita sebaiknya melindungi dan menjaga agar spesies ini bisa tetap ada, agar bisa di lihat oleh anak-cucu kita di kemudian hari...
0 comments:
Post a Comment