Tidak berlebihan apabila ketua Dekranas Sleman,Dra. Hj Kustini Sri
Purnomo menginginkan Sleman memiliki pasar batik sebab
perajin,penggemar,komunitas dan sentra batik berkembang hampir disetiap
kecamatan. Dari Seyegan,Mlati,Cangkringan,Pakem,Kalasan dan bahkan batik
berkembang dan bangkit pascaerupsi di lereng Merapi. Sudah selayaknya
Sleman punya tempat untuk mengenalkan dan memasarkan karya batik.
Menteri negara pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak RI pada
kabinet Indonesia bersatu II Linda amalia Sari agum Gumelar ketika
meresmikan kecamatan cangkringan menuju kecamatan layak anak sempat
mengagumi karya batik tulis warga korban erupsi merapi. Bahkan tanpa
banyak komentar,mantan ketua umum konggres wanita Indonesia (kowani)
memborong batik.
Batik memiliki tempat spesial bagi masyarakat dan sangat potensial
dikembangkan di Sleman. Dekranas Sleman selalu memfasilitasi perajin
memasarkan batik. Karya perajin batik lereng Merapi
menjadi daya tarik tersendiri bagi rombongan menteri pada saat batik
lereng Merapi dipamerkan di Balai Desa kepuharjo,Kecamatan
cangkringan,”ayo silahkan ibu-ibu memborong batik lereng merapi untuk
anak-anak dan suami.” ujar Linda agum gumelar.
Para perajin kelihatan sumringah pada saat Linda Amalia Sari memborong
batik diikuti staf yang lain. Menurut Laretna T Adhisakti pendamping
korban erupsi ternyata berhasil. Melalui usaha rumah tangga seperti kerajinan batik,bordir
atau sulaman,dengan memanfaatkan sisa atau serpihan batik telah
menembus pasar nasional,bahkan BI telah pesan tas mungil karya korban
erupsi.
Untuk pendampingan para perajin batik Desa kepuharjo melibatkan
Paguyuban batik Indonesia Sekar jagad,bahkan ketua paguyuban Ny larasati
Suliantoro turun langsung ikut nyerat disamping mengerahkan instrusktur
lain dan mahasiswa Institut Pertanian (Intan) Yogyakarta.
Selain menjadi perajin beberapa warga juga menekuni bordir dan sulaman
khusus memanfaatkan limbah batik dengan dikombinasikan kain
jeans,sehingga menjadi kerajinan batik khas lereng Merapi.
Serpihan batik limbah dari penjahit ini dibentuk yang mengekspresikan
saat-saat terjadi erupsi,diantaranya Gunung Merapi yang sedang aktif
atau lingkungan kegiatan selter.
karya batik kombinasi bordir ini menurut perajin dari selter Kuwang,Ny
Purwaningsih sudah dipasarkan di Jakarta oleh Bu laretna atau akrab
dipanggil bu Sita. Untuk tas mungil ini harganya Rp 25 ribu.prosesnya
cukup lama karena dikerjakan dengan tangan. Lumayan buat tambahan
penghasilan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment